Latest News

Wednesday, January 30, 2019

sejarah peradaban islam pada masa nabi


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai agama yang rahmatallilalamin (rahmad bagi seluruh alam),dan membawa perdamaian serta menyemputnakan ahlaq, dalam perkembanganya islam melalui banyak lika liku yang menjadi suatu ketangguhan islam dalam menahluqkan wilayah – wilayah non islam, bahkan islam menjadi agama tersubur yang pernah ada serta banyak pengikutnya, kejayaan islam pada zaman dahulu sangat mengagumkan, islam menguasai dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan strategi mengislamkan wilayah non islam, dan kejayaan – kejayaan lainnya,  meskipun islam kini menjadi agama yang besar dalam kuantitasnya, namun islam pada saat inibisa dikatakan terpaku dengan kejayaan masa lalu, sehingga tidak dikembangkan ilmu – ilmu yang ada dalam al –qur’an dan hadits.
Islam merupakan agama yang benar dari Allah SWT. dalam islam menghimpun beberapa keistimewaan. Dengan mengkajinya , akan menggugah keyakinan, ketaatan, dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dalam pembahasan ini memaparkan Rasulullah SAW mengajak masuk Islam kepada orang-orang yang mempercayai, sampai akhirnya sejumlah laki-laki dan perempuan yang mengakui keunggulan argumen dan kesehatan jiwa beliau bersedia masuk islam.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana peradaban sebelum islam di Arab?
2.      Bagaimana riwayat kehidupan Rasul?
3.      Bagaimana perkembangan peradaban islam pada masa Rasul?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Peradaban Arab Sebelum Islam
Ketika Nabi Muhammad SAW Lahir (570 M), Makkah adalah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota – kota di negeri Arab, Baik karena tradisinya maupun letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman diselatan dan Syiria di utara. Dengan adanya Ka’bah ditengah kota, makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Didalamnya terdapat 360 berhala,mengelilingi berhala utama, Hubal, Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi[1].
Penduduk jazirah arab bila dilihat dar asal usul keturunan, penduduk jazirah arab dapat dibagimenjadi dua golongan besar, yaitu qhotaniyun (keturunan qathan) dan Adnaniyun (keturunan ismail bin ibrahim). Pada mulanya wilayah utara diduduki golongan Adnaniyun, dan wilayah selatan didiami golongan qothaniyun, akan tetapi lama kelamaan keduagolongan itu membaur karena pindahan – pindahan dari utara keselatan dan sebaliknya. Masyarakat baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam kesukuan Badu. Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan pada suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok beberapa keluarga membentuk kabilah (clan) beberapa kelompok kabilah membentuk suku (tribe) dan dipimpin oleh seorang Syaih. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Mereka suka berperang. Karena itu peperangan antar suku sering sekali terjadi, sikap ini tampaknya menjadi tabiat yang mendarah daging dalam diri orang Arab. Dalam masyarakat yang suka berperang tersebut nilai wanita menjadi sangat rendah. Situasi seperti ini terus berlangsung sampai agama islamlahir. Dunia Arab ketika itu merupakan kancah peperangan terus menerus.  Pada sisi yang lain, meskipun masyarakat Badui mempunyai pemimpin, namun mereka hanya tunduk kepada syaih atau amir (ketua kabilah) itu dalam hal yang berkaitan dengan peperangan, pembagian harta rampasan, dan pertempuran tertentu. Diluar itu Syaikh atau amir tidak kuasa mengatur anggota kabilahnya[2] 
B.     Riwayat Kehidupan Rasul
Muhammad Lahir dirumah bangsa Arab yang paling mulia, Beliau adalah keturunan terhormat Quraiys, yaitu bani Hasyim. Quraiys adalah kabilah yang paling disegani di Arab dan diakui kesucian nasab  serta keluhuran drajatnya. Karena nasab yang terhormat dalam suku qurayis ini, kita tidak menemukan cemoohan untuk Nabi SAW, mengingat kejelasan nasab beliau . Beliau dihujani berbagai cemoohan dalam banyak hal, tetapi tidak untuk nasabnya[3].
            Nabi Saw, besar dalam keadaan yatim, ayahanda beliau Abdullah. Abdullah meninggal dunia bertepatan ketika ibunya (siti Aminah) hamil dua bulan. Ketika nabi memasuki umur enam tahun, sang ibunda Aminah Meninggal dunia, dimasa kecilnya nabi telah merasakan pahit getirnya kehidupan tanpa kasih sayang dan belaian dari orang kedua orang tua.  Nabi kemudian dirawat oleh kakeknya, Abdul mutholib, dan kakeknya wafat pada saat  nabi meninjak umur delapan tahun, kemudian nabi bersama pamannya Abu Tholib, hingga tumbuh menjadi remaja, ketika bersama pamanya nabi memperoleh banyak pengalaman mulai dari dagang dan lainnya[4].

C.     Perkembangan Peradaban Islam Masa Nabi
1.      Sirah Nabi dari Masa Kenabian Hingga Hijrah Ke Habasyah
Sejarah perkembangan peradaban islam tak bisa lepas dari kehadiran nabi kita, yakni nabi  Muhammad SAW yang merupakan suatu keistimewaan yang ada dibumi, jika kita berbicara tentang peradaban islam maka yang akan kita bahas mengenai sejararah peradaban yakni unsur – unsur yang ada dalam peradaban itu sendiri, yakni, Manusia, Kigiatan pada masa itu, konteks atau latar belakang yang terjadi  Pada masa itu, dan makna yang terkandung dalam kejadian masa itu, momen ini terjadi peristiwa bersejarah. Momen pertama adalah turunnya wahyu pada Rasulullah Saw. Ketika itu, Nabi telah mencapai usia 40 tahun dan Jibril turun membawa wahyu  pada hari Senin, 17 Ramadhan. Momen kedua adalah tentang orang-orangyang pertama kali masuk Islam. Mereka adalah Khadijah, istri Nabi, lalu keponakan beliau, Ali r.a. yang baru berumur sepuluh tahun. Di susul oleh bekas sahabat Nabi, Zaid bin Haritsah, kemudian Abu Bakar. Dari golongan hamba sahaya ada Bilal bin Rabbah Al-Habsyi. Dengan demikian, Khadijah adalah orang yang pertama beriman secara mutlak.
Rasulullah bersama Khadijah menunaikan shalat pada hari senin petang. Ini adalah hari pertamakali beliau shalat. Saat itu, shalat di lakukan dua rekaat di pagi hari dan dua rekaat pada petang hari. Setelah beberapa peristiwa tersebut, dalam beberapa waktu,  wahyu tidak turun. Kevakuman wahyu ini menyusahkan dan membuat Rasulullah sangat bersedih. Setelah masa itu, wahyu turun kembali. Surat Al-Mudatsir: 1-5. Setelah turun ayat ini wahyupun turun berturut-turut. Baru kemudian Rasulullah Saw. mulai mengajak masuk Islam orang-orang yang memercayai pikirannya sampai akhirnya sejumlah orang bersedia masuk Islam. Allah lantas memerintahkan Rasulullah agar menyampaikan dakwah secara terang-terangan setelah orang masuk Islam mencapai sekitar 30. Hal ini tertuang dalam ayat,
بما تؤمر وأعرض عن المشركينفاصدع                                                                       
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangansegala apa yang telah di perintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. (Al-Hijr:94)
Selanjutnya, fase intimidasi terhadap orang-orang yang baru masuk Islam dan Rasulullah mulai di lancarkan. Orang-orang musyrik khawatir Rasul akan melecehkan wawasan mereka dan mencela sesembahan mereka. Selama masa tersebut, Rasulullah berkumpul secara sembunyi-sembunyi bersama kaum mukminin. Beliau membacakan ayat-ayat Alquranul Karim yang telah di turunkan kepadanya serta mengajarkan hukum-hukum agama dan syariat yang di turunkan saat itu kepada mereka.
Saat itu, Rasulullah Saw. di perintahkan memberi peringatan kepada keluarga terdekat beliau. Mengajak masuk islam, meninggalkan penyembahan berhala, memberi kabar gembira dengan surga, dan mengancam mereka dengan neraka. Orang-orang Quraisy ingin sekali mencekal Rasul, tetapi paman beliau, Abu Thalib, melindungi dan menolak untuk menyerahkan beliau pada mereka.
Setelah itu, penganiayaan orang-orang musyrik terhadap Rasulullah dan para sahabat semakin menjadi-jadi. Saat Rasulullah menyaksikan penyiksaan Quraisy terhadap para sahabat yang semakin menjadi-jadi dan terus menerus, beliau bersabda, “Sebaiknya kalian keluar menuju negeri Habasyah. Berangkatlah gelombang hijrah pertama kaum Muslimin yang berjumlah 12 laki-laki dan 4 perempuan menuju Habasyah. Pada gelombang kedua, jumlah sahabat yang hijrah ke Habasyah mencapai 80 laki-laki dan 11 perempuan
Terakhir, kaum musyrik Quraisy memboikot Rasulullah Saw., bani Hasyim, dan bani Muthalib dari perdagangan, pernikahan,hubunagn sosial, serta tidak menerima perdamaian selamanya. Pada masa pemboikotan ini, Rasulullah beserta para sahabatmengalami kesulitan yang luar biasa. Pemboikotan itu berakhir berkat usaha orang-orang Quraist yang bijaksana.
2.      Sirah Nabi Pascahijrah Ke Habasyah Hingga Madinah
 Paman Rasulullah SAW meninggal dunia, semasa hidupnya beliau sangat melindungi keponakannya dari kaum Quraisy. Ketika beliau wafat, Quraisy berani meningkatkan tekanan pada Nabi Saw. Pada tahun yang sama, Khadijah wafat. Khadijahlah yang senantiasa meredakan kesusahan dan kesedihan Rasulullah di saat menghadapi penindasan Quraisy. Ketika tipu daya dan intimidasi kaum Quraisy semakin menjadi pascakewafatan paman dan istri Nabi, beliau pergi menuju Thaif, berharap mendapat sambutan positif dan bantuan bagi penyebaran dakwah beliau. Tetapi, mereka menolaknya dengan cara tidak etis.
     Rasulullah Saw. keluar dari Tha’if tanpa mendapat jawaban dari kaum Tsaqif, atas seruan dakwah beliau, selain masuk Islamnya ‘Addas. Yang menarik perhatiannya pada saat Rasul membaca bismillah sebelum menerima dan memakan suguhannya. Dia tidak pernah menjumpai dalam kaumnya bacaan seperti itu.
     Di tengah perjalanan Rasulullah menuju beberapa kabilah di musim haji, beliau bertemu dengan rombongan dari ‘Aus dan Khazraj. Rasulullah mengajak mereka masuk Islam dan mereka menerimanya. Jumlah mereka 7 orang. Pada tahun berikutnya, yakni di tahun ke-12 setelah kenabian, saat musim haji datang 12 orang laki-laki Anshar. Mereka berkumpul nersama Nabi Saw. dan berbaiat kepadanya. Ketika mereka kembali Rasulullah mengutus Mush’ab bin Umairbersama mereka ke Madinah untuk membacakan Al-Qur’an dan mengajarkan Islam kepada kaum muslim disana. Di Madinah Islam trersebar denagn cepat.
3.      Sirah Nabi Sejak Hijrah Hingga Menetap Di Madinah
Kaum Quraisy mengetahui keislaman sekelompok penduduk Madinah. Merekapun meningkatkan penindasan pada kaum mukmin di Makkah. Nabi Saw. memerintahkan Muslimin Makkah untuk hijrah ke Madinah. Mereka hijrah secara sembunyi-sembunyi, selain Umar. Ketika kaum Quraisy mengetahui dengan pasti bahwa orang-orang Islam di Madinah memperoleh kemulian dan kekuatan, mereka mengadakan pertemuan besar di Darun Nadhwah untuk membicarakan putusan yang akan di berikan pada Rasulullah. Akhirnya, mereka sepakat untuk memilih satu pemuda perkasa dari masing-masing kabilah Quraisy. Semua pemuda tersebut bertugas membunuh Nabi dan membagikan darahnya pada seluruh kabilah. Tak lama kemudian, tepat pada malam menjelang hijrah, dua pemuda bertugas membunuh Nabi Saw. berdiri di pinturumah beliau, menunggu Nabi keluar. Pada malam itu, Rasulullah Saw. tidak tidur di tempat tidurnya. Beliau meminta Ali r.a. untuk menggatikannya. Rasulullah Saw. dan sahabatmya Abu Bakar, berangkat ke Madinahpada Hari Kamis, hari pertama di bulan Rabiul Awal tahun ke-53 dari kelahiran beliau.
Kegoncangan besar menimpa kufar Quraisy begitu mengetahui Rasulullah Saw. selamat dari maut. Mereka keluar mencari Muhammad di sepanjang jalurkota Makkah, tetapi tidak menemukannya. Rasulullah dan sahabatnya sampai ke Madinah pada hari Senin tanggal 10 Rabiul Awal.
Selama perjalanan menuju Madinah, Rasulullah Saw. singgah ke Quba’. Di sana beliau mendirikan masjid yang pertama kali dibangun dalam sejarah Islam. Sesampainya di Madinah , hal pertama yang dil lakukan Nabi Saw. adalah memilih tempat untuk perhentian pertama untanyalantas mendirikan masjid.
Rasulullah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar.   Beliau menjadikan seorang suku Anshar sebagai saudara bagi kaum Muhajirin. Begitu kental persaudaraan itu. Rasulullah kemudian menyusun piagam antara Muhajirin dan Anshar. Piagam Madinah tersebut memuat prinsip-prinsip yang menjadi landasan awal konsep negara dalam Islam.

BAB III
PENUTUP
           KESIMPULAN
           Dalam mengembangkan umat Islam, Rasul berusaha dengan penuh perjuangan yang sangat berat. Hingga dalam menyampaikan dakwah beliau dan para di musuhi, di aniaya hingga banyak orang yang gugur akibat siksaan. Tetapi Rasul tidak pernah putus asa sampai akhirnya beliau mendapatkan umat yang bertambah terus menerus karena memercayai pikirannya, keunggulan argumen dan kesehatan jiwa beliau.
           PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami sampaikan, ma’af jika ada salah kata atau kurangnya informasi kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya.
           DAFTAR PUSTAKA
MUSTHAFA AS-SIBA’I. PELAJARAN DARI KEHIDUPAN NABI SAW.Solo:Era Intermedia.2005  
Dr. Badri Yatim, M. A. Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2004,




[1] Dr. Badri Yatim, M. A. Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2004, hal 9
[2] Ibid 10 – 11
[3] Mustafa As Syiba’i, sirah nabawiyah pelajarandari kehidupan Nabi SAW. Era Intermedia, Solo: 2005, hal 17- 18
[4] Ibid 18

No comments:

Post a Comment

Recent Post