BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai agama yang rahmatallilalamin (rahmad bagi seluruh alam),dan membawa
perdamaian serta menyemputnakan ahlaq, dalam perkembanganya islam melalui
banyak lika liku yang menjadi suatu ketangguhan islam dalam menahluqkan wilayah
– wilayah non islam, bahkan islam menjadi agama tersubur yang pernah ada serta
banyak pengikutnya, kejayaan islam pada zaman dahulu sangat mengagumkan, islam
menguasai dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan strategi mengislamkan
wilayah non islam, dan kejayaan – kejayaan lainnya, meskipun islam kini menjadi agama yang besar
dalam kuantitasnya, namun islam pada saat inibisa dikatakan terpaku dengan
kejayaan masa lalu, sehingga tidak dikembangkan ilmu – ilmu yang ada dalam al
–qur’an dan hadits.
Islam merupakan
agama yang benar dari Allah SWT. dalam islam menghimpun beberapa keistimewaan.
Dengan mengkajinya , akan menggugah keyakinan, ketaatan, dan ketakwaan kita
kepada Allah SWT. Dalam pembahasan ini memaparkan Rasulullah SAW mengajak masuk
Islam kepada orang-orang yang mempercayai, sampai akhirnya sejumlah laki-laki
dan perempuan yang mengakui keunggulan argumen dan kesehatan jiwa beliau
bersedia masuk islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peradaban sebelum islam di Arab?
2. Bagaimana riwayat kehidupan Rasul?
3. Bagaimana perkembangan peradaban islam pada
masa Rasul?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peradaban Arab Sebelum Islam
Ketika Nabi
Muhammad SAW Lahir (570 M), Makkah adalah kota yang sangat penting dan terkenal
diantara kota – kota di negeri Arab, Baik karena tradisinya maupun letaknya.
Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman diselatan
dan Syiria di utara. Dengan adanya Ka’bah ditengah kota, makkah menjadi pusat
keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Didalamnya terdapat 360
berhala,mengelilingi berhala utama, Hubal, Makkah kelihatan makmur dan kuat.
Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat
jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi[1].
Penduduk
jazirah arab bila dilihat dar asal usul keturunan, penduduk jazirah arab dapat
dibagimenjadi dua golongan besar, yaitu qhotaniyun (keturunan qathan) dan
Adnaniyun (keturunan ismail bin ibrahim). Pada mulanya wilayah utara diduduki
golongan Adnaniyun, dan wilayah selatan didiami golongan qothaniyun, akan
tetapi lama kelamaan keduagolongan itu membaur karena pindahan – pindahan dari
utara keselatan dan sebaliknya. Masyarakat baik nomadik maupun yang menetap,
hidup dalam kesukuan Badu. Organisasi dan identitas sosial berakar pada
keanggotaan pada suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok beberapa keluarga
membentuk kabilah (clan) beberapa kelompok kabilah membentuk suku (tribe) dan
dipimpin oleh seorang Syaih. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan,
sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu
kabilah atau suku. Mereka suka berperang. Karena itu peperangan antar suku sering
sekali terjadi, sikap ini tampaknya menjadi tabiat yang mendarah daging dalam
diri orang Arab. Dalam masyarakat yang suka berperang tersebut nilai wanita
menjadi sangat rendah. Situasi seperti ini terus berlangsung sampai agama
islamlahir. Dunia Arab ketika itu merupakan kancah peperangan terus
menerus. Pada sisi yang lain, meskipun
masyarakat Badui mempunyai pemimpin, namun mereka hanya tunduk kepada syaih
atau amir (ketua kabilah) itu dalam hal yang berkaitan dengan peperangan,
pembagian harta rampasan, dan pertempuran tertentu. Diluar itu Syaikh atau amir
tidak kuasa mengatur anggota kabilahnya[2]
B. Riwayat Kehidupan Rasul
Muhammad Lahir
dirumah bangsa Arab yang paling mulia, Beliau adalah keturunan terhormat Quraiys,
yaitu bani Hasyim. Quraiys adalah kabilah yang paling disegani di Arab dan
diakui kesucian nasab serta keluhuran
drajatnya. Karena nasab yang terhormat dalam suku qurayis ini, kita tidak
menemukan cemoohan untuk Nabi SAW, mengingat kejelasan nasab beliau . Beliau
dihujani berbagai cemoohan dalam banyak hal, tetapi tidak untuk nasabnya[3].
Nabi
Saw, besar dalam keadaan yatim, ayahanda beliau Abdullah. Abdullah meninggal
dunia bertepatan ketika ibunya (siti Aminah) hamil dua bulan. Ketika nabi
memasuki umur enam tahun, sang ibunda Aminah Meninggal dunia, dimasa kecilnya
nabi telah merasakan pahit getirnya kehidupan tanpa kasih sayang dan belaian
dari orang kedua orang tua. Nabi
kemudian dirawat oleh kakeknya, Abdul mutholib, dan kakeknya wafat pada saat nabi meninjak umur delapan tahun, kemudian
nabi bersama pamannya Abu Tholib, hingga tumbuh menjadi remaja, ketika bersama
pamanya nabi memperoleh banyak pengalaman mulai dari dagang dan lainnya[4].
C. Perkembangan Peradaban Islam Masa Nabi
1.
Sirah
Nabi dari Masa Kenabian Hingga Hijrah Ke Habasyah
Sejarah perkembangan peradaban islam tak bisa lepas dari
kehadiran nabi kita, yakni nabi Muhammad
SAW yang merupakan suatu keistimewaan yang ada dibumi, jika kita berbicara
tentang peradaban islam maka yang akan kita bahas mengenai sejararah peradaban
yakni unsur – unsur yang ada dalam peradaban itu sendiri, yakni, Manusia,
Kigiatan pada masa itu, konteks atau latar belakang yang terjadi Pada masa itu, dan makna yang terkandung
dalam kejadian masa itu, momen ini terjadi peristiwa bersejarah. Momen pertama adalah turunnya wahyu pada Rasulullah Saw. Ketika
itu, Nabi telah mencapai usia 40 tahun dan Jibril turun membawa wahyu pada hari Senin, 17 Ramadhan. Momen kedua
adalah tentang orang-orangyang pertama kali masuk Islam. Mereka adalah
Khadijah, istri Nabi, lalu keponakan beliau, Ali r.a. yang baru berumur sepuluh
tahun. Di susul oleh bekas sahabat Nabi, Zaid bin Haritsah, kemudian Abu Bakar.
Dari golongan hamba sahaya ada Bilal bin Rabbah Al-Habsyi. Dengan demikian, Khadijah
adalah orang yang pertama beriman secara mutlak.
Rasulullah
bersama Khadijah menunaikan shalat pada hari senin petang. Ini adalah hari
pertamakali beliau shalat. Saat itu, shalat di lakukan dua rekaat di pagi hari
dan dua rekaat pada petang hari. Setelah beberapa peristiwa tersebut, dalam
beberapa waktu, wahyu tidak turun.
Kevakuman wahyu ini menyusahkan dan membuat Rasulullah sangat bersedih. Setelah
masa itu, wahyu turun kembali. Surat Al-Mudatsir: 1-5. Setelah turun ayat ini
wahyupun turun berturut-turut. Baru
kemudian Rasulullah Saw. mulai mengajak masuk Islam orang-orang yang memercayai
pikirannya sampai akhirnya sejumlah orang bersedia masuk Islam. Allah lantas
memerintahkan Rasulullah agar menyampaikan dakwah secara terang-terangan
setelah orang masuk Islam mencapai sekitar 30. Hal ini tertuang dalam ayat,
بما تؤمر وأعرض
عن المشركينفاصدع
Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangansegala apa yang telah di perintahkan (kepadamu) dan berpalinglah
dari orang-orang musyrik.
(Al-Hijr:94)
Selanjutnya, fase intimidasi
terhadap orang-orang yang baru masuk Islam dan Rasulullah mulai di lancarkan.
Orang-orang musyrik khawatir Rasul akan melecehkan wawasan mereka dan mencela
sesembahan mereka. Selama masa tersebut, Rasulullah berkumpul secara sembunyi-sembunyi
bersama kaum mukminin. Beliau membacakan ayat-ayat Alquranul Karim yang telah
di turunkan kepadanya serta mengajarkan hukum-hukum agama dan syariat yang di
turunkan saat itu kepada mereka.
Saat itu,
Rasulullah Saw. di perintahkan memberi peringatan kepada keluarga terdekat
beliau. Mengajak masuk islam, meninggalkan penyembahan berhala, memberi kabar
gembira dengan surga, dan mengancam mereka dengan neraka. Orang-orang Quraisy
ingin sekali mencekal Rasul, tetapi paman beliau, Abu Thalib, melindungi dan
menolak untuk menyerahkan beliau pada mereka.
Setelah itu,
penganiayaan orang-orang musyrik terhadap Rasulullah dan para sahabat semakin
menjadi-jadi. Saat Rasulullah menyaksikan penyiksaan Quraisy terhadap para
sahabat yang semakin menjadi-jadi dan terus menerus, beliau bersabda,
“Sebaiknya kalian keluar menuju negeri Habasyah. Berangkatlah gelombang hijrah
pertama kaum Muslimin yang berjumlah 12 laki-laki dan 4 perempuan menuju
Habasyah. Pada gelombang kedua, jumlah sahabat yang hijrah ke Habasyah mencapai
80 laki-laki dan 11 perempuan
Terakhir, kaum
musyrik Quraisy memboikot Rasulullah Saw., bani Hasyim, dan bani Muthalib dari
perdagangan, pernikahan,hubunagn sosial, serta tidak menerima perdamaian
selamanya. Pada masa pemboikotan ini, Rasulullah beserta para sahabatmengalami
kesulitan yang luar biasa. Pemboikotan itu berakhir berkat usaha orang-orang
Quraist yang bijaksana.
2.
Sirah
Nabi Pascahijrah Ke Habasyah Hingga Madinah
Paman Rasulullah SAW meninggal dunia, semasa
hidupnya beliau sangat melindungi keponakannya dari kaum Quraisy. Ketika beliau
wafat, Quraisy berani meningkatkan tekanan pada Nabi Saw. Pada tahun yang sama,
Khadijah wafat. Khadijahlah yang senantiasa meredakan kesusahan dan kesedihan
Rasulullah di saat menghadapi penindasan Quraisy. Ketika tipu daya dan
intimidasi kaum Quraisy semakin menjadi pascakewafatan paman dan istri Nabi,
beliau pergi menuju Thaif, berharap mendapat sambutan positif dan bantuan bagi
penyebaran dakwah beliau. Tetapi, mereka menolaknya dengan cara tidak etis.
Rasulullah
Saw. keluar dari Tha’if tanpa mendapat jawaban dari kaum Tsaqif, atas seruan
dakwah beliau, selain masuk Islamnya ‘Addas. Yang menarik perhatiannya pada
saat Rasul membaca bismillah sebelum menerima dan memakan suguhannya.
Dia tidak pernah menjumpai dalam kaumnya bacaan seperti itu.
Di
tengah perjalanan Rasulullah menuju beberapa kabilah di musim haji, beliau
bertemu dengan rombongan dari ‘Aus dan Khazraj. Rasulullah mengajak mereka
masuk Islam dan mereka menerimanya. Jumlah mereka 7 orang. Pada tahun
berikutnya, yakni di tahun ke-12 setelah kenabian, saat musim haji datang 12
orang laki-laki Anshar. Mereka berkumpul nersama Nabi Saw. dan berbaiat
kepadanya. Ketika mereka kembali Rasulullah mengutus Mush’ab bin Umairbersama
mereka ke Madinah untuk membacakan Al-Qur’an dan mengajarkan Islam kepada kaum
muslim disana. Di Madinah Islam trersebar denagn cepat.
3.
Sirah
Nabi Sejak Hijrah Hingga Menetap Di Madinah
Kaum Quraisy
mengetahui keislaman sekelompok penduduk Madinah. Merekapun meningkatkan penindasan
pada kaum mukmin di Makkah. Nabi Saw. memerintahkan Muslimin Makkah untuk
hijrah ke Madinah. Mereka hijrah secara sembunyi-sembunyi, selain Umar. Ketika
kaum Quraisy mengetahui dengan pasti bahwa orang-orang Islam di Madinah
memperoleh kemulian dan kekuatan, mereka mengadakan pertemuan besar di Darun
Nadhwah untuk membicarakan putusan yang akan di berikan pada Rasulullah.
Akhirnya, mereka sepakat untuk memilih satu pemuda perkasa dari masing-masing
kabilah Quraisy. Semua pemuda tersebut bertugas membunuh Nabi dan membagikan
darahnya pada seluruh kabilah. Tak
lama kemudian, tepat pada malam menjelang hijrah, dua pemuda bertugas membunuh
Nabi Saw. berdiri di pinturumah beliau, menunggu Nabi keluar. Pada malam itu,
Rasulullah Saw. tidak tidur di tempat tidurnya. Beliau meminta Ali r.a. untuk
menggatikannya. Rasulullah Saw. dan sahabatmya Abu Bakar, berangkat ke
Madinahpada Hari Kamis, hari pertama di bulan Rabiul Awal tahun ke-53 dari
kelahiran beliau.
Kegoncangan
besar menimpa kufar Quraisy begitu mengetahui Rasulullah Saw. selamat
dari maut. Mereka keluar mencari Muhammad di sepanjang jalurkota Makkah, tetapi
tidak menemukannya. Rasulullah dan sahabatnya sampai ke Madinah pada hari Senin
tanggal 10 Rabiul Awal.
Selama
perjalanan menuju Madinah, Rasulullah Saw. singgah ke Quba’. Di sana beliau
mendirikan masjid yang pertama kali dibangun dalam sejarah Islam. Sesampainya
di Madinah , hal pertama yang dil lakukan Nabi Saw. adalah memilih tempat untuk
perhentian pertama untanyalantas mendirikan masjid.
Rasulullah
mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar.
Beliau menjadikan seorang suku Anshar sebagai saudara bagi kaum
Muhajirin. Begitu kental persaudaraan itu. Rasulullah kemudian menyusun piagam
antara Muhajirin dan Anshar. Piagam Madinah tersebut memuat prinsip-prinsip
yang menjadi landasan awal konsep negara dalam Islam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam mengembangkan umat Islam, Rasul
berusaha dengan penuh perjuangan yang sangat berat. Hingga dalam menyampaikan
dakwah beliau dan para di musuhi, di aniaya hingga banyak orang yang gugur
akibat siksaan. Tetapi Rasul tidak pernah putus asa sampai akhirnya beliau
mendapatkan umat yang bertambah terus menerus karena memercayai pikirannya,
keunggulan argumen dan kesehatan jiwa beliau.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang kami sampaikan, ma’af jika ada salah kata atau kurangnya informasi
kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
MUSTHAFA
AS-SIBA’I. PELAJARAN DARI KEHIDUPAN NABI SAW.Solo:Era Intermedia.2005
Dr. Badri Yatim, M.
A. Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2004,
[3] Mustafa As Syiba’i, sirah
nabawiyah pelajarandari kehidupan Nabi SAW. Era Intermedia, Solo: 2005, hal
17- 18
No comments:
Post a Comment