Nama
: Al mahfud
NIM
: 110303
Penelitian
Suatu
ketika saya melihat anak kecil yang marah/ngambek dan menangis. Orang tua disampingnya terus
berusaha menenangkan dan menghiburnya tapi hal itu tak juga membuat sang buah
hati tenang dan berhenti menangis. Hal ini tentu membuat orang tuanya merasa
kuwalahan. Sementara ia tak tahu harus bagaimana karena si kecil hanya bisa
menangis dan menangis.
Akan
merepotkan bila tangis dan rengeknya tak juga berhenti serta marahnya tak
terkendali, sementara kemarahan orang tua berbatas. Mungkin karena anak belum
dapat mengenali bentuk emosinya, maka ia cenderung akan ngambek jika ada yang
mengganggu perasaannya.
Perilaku
anak seperti di atas tentu mempunyai sebab yang bisa kita selidiki, di bawah
ini beberapa penyebab anak menjadi ngambek disertai solusinya :
1.
Janji yang tidak ditepati
Untuk
menyenangkan si kecil yang tengah merengek, orang tua sering kali spontan
menyetujui akan mengabulkan permintaan anak. Sayangnya, saat janji itu terpaksa
tak ditepat, si kecil akan kecewa dan marah. Alhasil, rasa hormat anak dapat
berkurang, hingga ia sengaja melanggar peraturan di rumah.
Solusi
: Untuk memberi contoh dan mengajarkan rasa tanggung jawab pada anak, orang tua
perlu meminta maaf pada anak, terlebih dahulu. Kemudian orang tua dapat memberi
penjelasan padanya dengan bahasa yang mudah ia mengerti. Dan orang tua perlu
meminta anak untuk mengutarakan perasaannya. Diskusi/dialog tentang konsekuensi
yang akan diberikan pada anak, adalah solusi terakhir yang dapat disepakati bersama.
2.
Mencari Perhatian
Perlakuan
dan kata-kata adalah dua bentuk nyata kasih sayang yang dimengerti anak. Ketika
anak merasa kasih sayang yang ditunjukkan padanya belum cukup, anak akan
mencari perhatian orang tua. Marah, mungkin akan ditafsirkan oleh anak sebagai
cara yang paling efektif. Jika hal ini masih berlanjut, tanpa tanggapan yang
tepat dari orang tua, anak akan semakin agresif, sukar diatur,dan menjadi tidak
pedulian.
Solusi:
Menghadapi kemarahan sang anak, orang tua perlu bersikap tenang, menggunakan
humor untuk mencairkan suasana, menggunakan kalimat yang positif, untuk
meyakinkan anak bahwa ada cara yang lebih baik untuk mendapat perhatian.
Kesabaran orang tua adalah kuncinya.
3.
Dipaksa Disiplin
Para
orang tua tentu akan membimbing anaknya untuk tumbuh dengan menampilkan tingkah
laku dan tindakan yang sesuai dan dapat diterima oleh norma-norma yang berlaku.
Disiplin dapat dikenalkan pada anak dengan diterapkannya aturan pada setiap
keluarga. Namun peraturan yang ketat dan tak disukainya, akan mendorong rasa
terkekang dan marah pada anak. Akibatnya, disiplin hanya terjadi sesaat saja,
anak hanya mengingat sisi negatif dari disiplin. Hakekat disiplin akhirnya
menjadi kurang efektif diterapkan.
Solusi:
Menerapkan disiplin pada anak sebaiknya tidak muluk-muluk. Dalam arti orang tua
harus memahami hal apa yang disukai dan tidak di sukai anak. Untuk kedisiplinan
yang tidak begitu di sukai anak, orang tua harus sabar dan nasehat hendaknya
diberikan secara bertahap agar si anak dapat pelan-pelan dan dengan kesadaran
diri mampu menumbuhkan sikap disiplin dari dalam diri anak itu sendiri.
No comments:
Post a Comment