A. Pengertian Al-Quran
Menurut bahasa,
kata Al-Quran berasal dari kata qaraa, yaqrou, qiroatan yang berarti bacaan
atau yang dibaca. Sebagaimana firman Allah SWT (Q.S Al-Qiyamah: 17-18).
Adapun menurut
istilah, Al-Quran adalah kitab
suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai petunjuk bagi manusia,
yang tertulis dalam mushaf, yang sampai kepada kita dengan cara mutawatir, dan
membacanya dipandang sebagai ibadah.
B. Kedudukan Al-Quran
1. Kitabul Naba wal Akhbar (Kitab berita dan
kabar)
Dalam Al Qur’an terdapat kabar berita tentang
masa depan yaitu Yaumul Akhir, dan juga cerita-cerita masa lampau, seperti
cerita nabi-nabi dan orang-orang sholeh dan juga kaum yang ingkar. Kita banyak
mendapati di dalamnya tentang hal-hal yang ghoib, persoalan maut, kiamat dan
kedasyatannya dan lain-lain. Berita-berita tentang masa lalu dapat digunakan
sebagai ibrah, sedangkan berita tentang masa depan merupakan peringatan dan
mendorong untuk lebih giat dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Kitabul Hukmi wa Syariat (Kitab hukum
syariat)
Al Qur’an juga berisi hukum-hukum syariat yang
harus dijalankan untuk mewujudkan kemashalatan hidup manusia di dunia dan
akhirat. Al Qur’an menerangkan hukum ke dalam empat sistem, yaitu ; bersikap
tegas dan tidak memungkinkan adanya ijtihad, seperti sholat, zakat, puasa dan
zina. Diantara keistimewaan syariat yang disebutkan di dalam Al Qur’an, bahwa
ia merupakan syariat yang mudah dan sederhana, melepaskan dari belenggu dan
beban seperti yang terjadi pada umat-umat sebelumnya.
3. Kitabul Jihad (Kitab Jihad)
Al Qur’an menekankan beberapa persoalan
penting dan salah satunya adalah masalah jihad. Al Qur’an menyeru umat muslim
agar berjihad seperti menghindar dari melampaui batas, batas-batas jihad,
kemulian bagi mujahidin, kecaman terhadap mereka yang tertinggal dari medan
jihad, lari dari jihad, sistem jihad dan aturannya, sholat dan peperangan,
peperangan dalam bulan haram, bai’ah, tawanan dan sebagainya.
4. Kitabul Tarbiyah (Kitab Tarbiyah)
Al Qur’an mendidik jiwa-jiwa manusia menjadi
jiwa-jiwa yang mempunyai kemuliaan diri, mandiri, bebas dari penghambaan sesame
makhluk, bermasyarakat, beradab dan tahu nilai-nilai murni sebagai manusia yang
berperan sebagai khairu ummah.
5. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)
Allah memerintahkan agar manusia menerima Al
Qur’an dengan tidak ragu-ragu, dan meyakini kebenarannya, sebagai petunjuk dan
pedoman hidup.
“Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepada
Musa Al-Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu menerima (Al-Quran
itu) dan Kami jadikan Al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil. (QS
As-Sajdah : 23).
Al Qur’an merupakan petunjuk, cahaya, tuntunan
hidup manusia, yang akan menghantarkan setiap manusia dari kegelapan menuju
terang, dari jahil menuju cahaya iman.
6. I’jaz Ilmi
Menurut Al Ghazali Ilmu-dalam artian
akademis-bukanlah objek Al-Qur’an. Tetapi yang menjadi objek Al-Qur’an adalah
manusia. Manusia merupakan objek formal dan ilmu merupakan objek material. Al
Qur’an merupakan I’jaz ilmi karena ia menempatkan manusia ditengah etos ilmu
dan membuka pintu-pintunya untuk mengkaji ilmu pengetahuan.
Al Qur’an
merupakan kitab yang berisikan petunjuk bagi manusia dengan banyak bukti yang
diungkapkannya. Al-Qur’an tentang alam dan manusia sejalan dengan ilmu, sebab
objek ilmu adalah alam dan manusia. Maka adanya keparalelan objek tersebut
sejalan antara Al Qur’an dengan ilmu.
No comments:
Post a Comment