Latest News

Tuesday, January 8, 2019

pengertian dan kedudukan al-qur'an bagi umat manusia


A.   Pengertian Al-Quran
Menurut bahasa, kata Al-Quran berasal dari kata qaraa, yaqrou, qiroatan yang berarti bacaan atau yang dibaca. Sebagaimana firman Allah SWT (Q.S Al-Qiyamah: 17-18).
Adapun menurut istilah, Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai petunjuk bagi manusia, yang tertulis dalam mushaf, yang sampai kepada kita dengan cara mutawatir, dan membacanya dipandang sebagai ibadah.
B.     Kedudukan Al-Quran
1. Kitabul Naba wal Akhbar (Kitab berita dan kabar)
Dalam Al Qur’an terdapat kabar berita tentang masa depan yaitu Yaumul Akhir, dan juga cerita-cerita masa lampau, seperti cerita nabi-nabi dan orang-orang sholeh dan juga kaum yang ingkar. Kita banyak mendapati di dalamnya tentang hal-hal yang ghoib, persoalan maut, kiamat dan kedasyatannya dan lain-lain. Berita-berita tentang masa lalu dapat digunakan sebagai ibrah, sedangkan berita tentang masa depan merupakan peringatan dan mendorong untuk lebih giat dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Kitabul Hukmi wa Syariat (Kitab hukum syariat)
Al Qur’an juga berisi hukum-hukum syariat yang harus dijalankan untuk mewujudkan kemashalatan hidup manusia di dunia dan akhirat. Al Qur’an menerangkan hukum ke dalam empat sistem, yaitu ; bersikap tegas dan tidak memungkinkan adanya ijtihad, seperti sholat, zakat, puasa dan zina. Diantara keistimewaan syariat yang disebutkan di dalam Al Qur’an, bahwa ia merupakan syariat yang mudah dan sederhana, melepaskan dari belenggu dan beban seperti yang terjadi pada umat-umat sebelumnya.
3. Kitabul Jihad (Kitab Jihad)
Al Qur’an menekankan beberapa persoalan penting dan salah satunya adalah masalah jihad. Al Qur’an menyeru umat muslim agar berjihad seperti menghindar dari melampaui batas, batas-batas jihad, kemulian bagi mujahidin, kecaman terhadap mereka yang tertinggal dari medan jihad, lari dari jihad, sistem jihad dan aturannya, sholat dan peperangan, peperangan dalam bulan haram, bai’ah, tawanan dan sebagainya.
4. Kitabul Tarbiyah (Kitab Tarbiyah)
Al Qur’an mendidik jiwa-jiwa manusia menjadi jiwa-jiwa yang mempunyai kemuliaan diri, mandiri, bebas dari penghambaan sesame makhluk, bermasyarakat, beradab dan tahu nilai-nilai murni sebagai manusia yang berperan sebagai khairu ummah.
5. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)
Allah memerintahkan agar manusia menerima Al Qur’an dengan tidak ragu-ragu, dan meyakini kebenarannya, sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
“Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu menerima (Al-Quran itu) dan Kami jadikan Al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil. (QS As-Sajdah : 23).
Al Qur’an merupakan petunjuk, cahaya, tuntunan hidup manusia, yang akan menghantarkan setiap manusia dari kegelapan menuju terang, dari jahil menuju cahaya iman.
6. I’jaz Ilmi
Menurut Al Ghazali Ilmu-dalam artian akademis-bukanlah objek Al-Qur’an. Tetapi yang menjadi objek Al-Qur’an adalah manusia. Manusia merupakan objek formal dan ilmu merupakan objek material. Al Qur’an merupakan I’jaz ilmi karena ia menempatkan manusia ditengah etos ilmu dan membuka pintu-pintunya untuk mengkaji ilmu pengetahuan.
Al Qur’an merupakan kitab yang berisikan petunjuk bagi manusia dengan banyak bukti yang diungkapkannya. Al-Qur’an tentang alam dan manusia sejalan dengan ilmu, sebab objek ilmu adalah alam dan manusia. Maka adanya keparalelan objek tersebut sejalan antara Al Qur’an dengan ilmu.

No comments:

Post a Comment

Recent Post